Agribisnis Indonesia by Noer Rachman Hamidi

Mencukupi Kebutuhan Nutrisi di Negeri ini

Posted by Noer Rachman Hamidi


Sejak kecil kita mengenal konsep empat sehat lima sempurna sebagai kebutuhan nutrisi makanan kita sehari-hari. Yang belum nyambung hingga kini adalah konsep pemenuhan kebutuhan untuk bisa makan secara empat sehat lima sempurna ini.

Saya belum pernah tahu misalnya, apakah ada koordinasi antara departemen yang mengurusi kesehatan dengan departemen yang mengurusi pertanian. Mestinya harus nyambung antara kebutuhan makan kita yang sehat dengan apa-apa yang kita tanam.

Ada lima komponen utama yang seharusnya bisa dipenuhi secara cukup dan seimbang oleh apa-apa yang kita makan tersebut :
  • Pertama adalah karbohidrat yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi aktifitas kita sehari-hari.
  • Kedua adalah lemak yang juga menjadi sumber energi yang sangat efektif, disamping juga ikut berperan membangun tubuh.
  • Ketiga adalah protein yang fungsi utamanya membangun tubuh, menyediakan energi dan juga ikut mengatur fungsi-fungsi tubuh.
  • Keempat adalah mineral yang berfungsi untuk membangun tubuh dan mengatur fungsifungsi tubuh, dan
  • yang terakhir adalah vitamin yang juga berfungsi untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh.

Dengan lima komponen yang seimbang tersebutlah kita bisa beraktifitas secara cukup, sambil terus mengalami pertumbuhan sampai usia tertentu , terus mengalami  peremajaan sel-sel tubuh yang rusak dan segala fungsifungsi dalam tubuh kita juga dapat berjalan sempurna.

Maka ketika kita bercocok tanam misalnya, mustinya apa-apa yang kita tanam juga harus dapat menghasilkan lima hal tersebut secara seimbang. Kekurangan di salah satunya membuat kita harus meng-impor produk-produk yang terkait, apalagi kalau kekurangan itu di banyak komponen sekaligus. Konsentrasi pertanian kita masih seputar menghasilkan karbohidrat, inipun sering kurang sehingga perlu impor tambahannya dari waktu kewaktu.

Kita mungkin memproduksi lemak nabati secara cukup (dari minyak sawit) dan bahkan kita juga ekspor, tetapi kita memproduksi kebutuhan lainnya seperti sumber-sumber protein secara sangat tidak cukup.

Sumber protein nabati utama kita dari kedelai, namun kita hanya bisa memproduksinya sekitar 1/3 dari kebutuhan kita – sisanya harus kita impor dengan harga yang semakin mahal. Protein hewani-pun kita masih begitu banyak ketergantungan pada impor, baik itu berupa daging maupun susu. Hal yang sama terjadi pada pemenuhan unsur-unsur mikro seperti mineral dan vitamin.

Negeri yang ijo royo-royo ini masih terus digerojogi dengan buah-buahan impor. Di negeri katulistiwa yang paling kaya dengan biodiversity ini, sudah seharusnya kita mampu swasembada pangan dalam arti yang sesungguhnya. Bukan hanya swasembada karbohidrat atau lemak, tetapi juga dalam hal protein baik nabati maupun hewani, mineral dan juga vitamin-vitamin.

Lantas apa yang perlu kita tanam ?, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi tanaman-tanaman yang saling melengkapi untuk lima komponen utama tersebut di atas. Namun saya lebih suka menggunakan petunjukNya untuk memilih tanaman-tanaman ini. Dia Yang Maha Tahu, tentu juga sangat mengetahui apa-apa yang kita butuhkan.

Tanaman-tanaman yang disebutkan dalam KitabNya, ternyata sangat lengkap dalam memenuhi seluruh kebutuhan kita. Perhatikan mapping dalam ilustrasi di atas setelah dilengkapi dengan tanaman-tanaman Al-Qur’an untuk mengisi kebutuhan komponen makanan kita – seperti pada ilustrasi berikut :

Bahkan secara spesifik ketika kita diminta olehNya untuk memperhatikan apa yang kita makan (QS 80:24-32), termasuk didalamnya adalah untuk memperhatikan makanan untuk ternak kita (rumput-rumputan) – karena dari ternak tersebutlah kita kemudian akan bisa makan apa-apa yang tidak bisa kita peroleh dari tanaman.

Daging , susu, telur dan bahkan juga ikan melengkapi makanan kita secara sempurna dengan protein, lemak , mineral dan vitamin. Diluar tanaman-tanaman Al-Qur’an tersebut tentu juga masih bisa terus ditanam, bahkan untuk awalnya tanaman-tanaman Al-Qur’an ini bisa diarahkan untuk tanah-tanah yang selama ini tidak diproduktifkan.

Tanaman-tanaman tersebut insyaAllah bisa tumbuh baik di tanah kita yang gersang sekalipun, Anggur dan Zaitun sejak jaman Yunani kuno sudah dimanfaatkan untuk mengisi tanah-tanah yang gersang – dimana tanaman lain sulit tumbuh.

Kita juga belajar dari sejarah, bahwa selama 8 abad Islam menguasai dunia – umat ini yang waktu itu memimpin dari negeri-negeri Mediterania – mendatangkan tanaman-tanaman dari Asia antara lain beras, tebu dlsb untuk melengkapi kebutuhan makanan mereka, dan tanaman-tanaman dari Asia ini tumbuh baik di Mediterania sana.

Maka sebaliknya juga demikian, umat Islam yang hidup di jaman ini di negeri ini – sangat dimungkinkan untuk mendatangkan tanaman-tanaman yang semula habitatnya di Mediterania – untuk hidup dan tumbuh di negeri ini, melengkapi kebutuhan makanan kita yang kini lagi kedodoran karena salah urus dan tidak digunakannya petunjuk yang terang benderang.

Bila kita bisa menanam sendiri secara cukup apa-apa yang kita perlukan dalam makanan kita, insyaAllah negeri ini akan sehat secara jasmani dan juga sehat secara ekonomi. Lapangan kerja akan melimpah karena begitu banyak yang harus kita kerjakan, upah yang dibayarkan kepada para pekerja tersebut-pun akan berputar di dalam negeri karena untuk membeli produksi kita sendiri.

Namun sekali lagi ini tentu tidak semudah membalik telapak tangan, perlu kerja keras, kerja cerdas dan juga kerja ikhlas. Perlu kesabaran untuk menempuhnya, tetapi kalau tidak kita lakukan – lantas siapa yang akan melakukannya untuk kita dan anak-cucu keturunan kita ?
Wallahu A'lam.

www.agribisnis-indonesia.com

Description: Mencukupi Kebutuhan Nutrisi di Negeri ini
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Mencukupi Kebutuhan Nutrisi di Negeri ini
Kami akan sangat berterima kasih apabila anda menyebar luaskan artikel Mencukupi Kebutuhan Nutrisi di Negeri ini ini pada akun jejaring sosial anda, dengan URL : https://www.agribisnis-indonesia.com/2014/02/mencukupi-kebutuhan-nutrisi-di-negeri-ini.html

Bookmark and Share

0 comments... Baca dulu, baru komentar

Post a Comment