Memulai Agribisnis dari Negeri yang kering dan tandus. |
Ilmu Allah yang maha luas, dengan hanya beberapa ayat saja Dia sudah memberi petunjuk yang sangat komplit tentang bagaimana memakmurkan suatu negeri dan otomatis mengentaskan kemiskinan penduduknya.
Bila negeri itu kering dan tandus – bumi yang mati – dan betul ada sebagian kecil negeri ini yang dalam kondisi demikian. Maka kita bisa mulai dari surat Yasiin 33, yaitu mulai menanam biji-bijian yang bisa kita makan.
Satu solusi ini mengatasi tiga masalah sekaligus, negeri yang kering dan mati – penduduknya kurang makan, dengan menanam biji-bijian tertentu dia sudah akan bisa makan. Biji-bijian ini jumlahnya sangat bannyak, tinggal dipilih yang paling sesuai.
Selain memberi biji-bijian yang bisa dimakan, jenis tanaman ini yang secara umum disebut legume – dia juga pengikat nitrogen yang efektif di tanah - dia akan menyuburkan lahan.
Daunnya yang menutupi tanah akan menurunkan suhu tanah dan mencegah penguapan dari permukaan tanah. Tanah yang semula mati menjadi hidup dengan pupuk alami yang cukup dan dengan air tanah yang menimbulkan kelembaban tanah juga secara cukup.
Baru setelah itulah kita bisa menanam kurma – yang disebutkan sampai 21 kali di Al-Qur’an dan juga Anggur yang disebut sampai 14 kali. Dengan tanaman kurma yang memancarkan mata air (QS 36 :34) dan bahkan mengalirkan anak sungai (QS 19:24), maka dari bumi yang awalnya mati sekalipun kita akan bisa bercocok tanam dengan tanaman yang kita suka seperti beras, gandum dlsb (QS 36:35).
Bersyukurlah kita karena sebagian besar bumi yang dikaruniakan ke kita sudah bukan bumi yang mati, tetapi bumi yang dikaruniai hujan lebih dari cukup dan pepohonan tumbuh dimana-mana. Tinggal tugas kita saja kita laksanakan yaitu menggembalakan ternak kita di tempat turunnya hujan dan di tempat tumbuhnya pepohonan tersebut (QS 16:10).
Seperti satu langkah - menanam biji-bijian – yang mengatasi tiga hal sekiligus tersebut di atas, menggembalakan ternak juga demikian – satu langkah untuk banyak hal sekaligus.
Dengan menggembala kita bisa menumbuhkan ternak kita dengan ongkos yang paling murah, kita bisa memproduksi daging dengan murah sehingga kita bisa mengkonsumsinya secara cukup. Pertumbuhan ternak yang murah, juga akan memutar ekonomi secara cepat.
Delapan ekor ternak yang berpasangan yang diturunkan oleh Allah pada setiap kelahiran diri kita (QS 39:6), akan mudah beranak pinak sampai jumlah yang terkena wajib zakat – saat itulah pemiliknya sudah tidak lagi miskin.
Bila jenis ternak yang kita gembalakan sesuai urutan yang juga diarahkan olehNya ( QS 6 : 143-144), maka delapan ekor bisa menjadi 40 ekor dalam rentang waktu yang tidak lama yaitu antara 2 sampai 4 tahun. Artinya dalam rentang waktu inilah kemakmuran bisa dicapai, tidak pakai lama !
Lebih dari sekedar menumbuhkan ternak dengan murah dan cepat, menggembalakan ternak ditempat turunnya hujan dan tempat tumbuhnya pohon (Indonesia banget !) - juga akan menyuburkan lahan-lahan dengan pupuk organik terbaiknya.
Dari sinilah kemudian tanaman-tanaman terbaik dan tanaman-tanaman yang diberkahi akan tumbuh subur melipat gandakan lagi kemakmuran negeri. Tanaman-tanaman inipun mirip dengan penyebutan di ayat sebelumnya, yaitu meliputi tanaman semusim, zaitun, kurma anggur dan seluruh buah-buahan (QS 16:11).
Maka dengan petunjukNya yang begitu jelas dan detil - tahap demi tahap, tidak seharusnya kemiskinan merajalela di negeri ini. Sebaliknya negeri yang kanan kirinya kebun, penduduknya harus bisa makan cukup dari kebun-kebun ini, penduduknya sudah selayaknya pandai bersyukur dan Rabbnya yang Maha Pengampun (QS 34:15) – insyaAllah !.
agribisnis indonesia, alfaafa, sejarah alfaafa, desain pertanian qurani, resolusi pertanian, resolusi peternakan, budidaya tanaman zaitun, budidaya tanaman kurma, membangun ketahanan pangan, kemakmuran umat memakmurkan petani kebun quran