Agribisnis Indonesia by Noer Rachman Hamidi

Memulai Agribisnis dari Negeri yang kering dan tandus.

Posted by Noer Rachman Hamidi

Memulai Agribisnis dari Negeri yang kering dan tandus. 
Ilmu Allah yang maha luas, dengan hanya beberapa ayat saja Dia sudah memberi petunjuk yang sangat komplit tentang bagaimana memakmurkan suatu negeri dan otomatis mengentaskan kemiskinan penduduknya.

Bila negeri itu kering dan tandus – bumi yang mati – dan betul ada sebagian kecil negeri ini yang dalam kondisi demikian. Maka kita bisa mulai dari surat Yasiin 33, yaitu mulai menanam biji-bijian yang bisa kita makan.

Satu solusi ini mengatasi tiga masalah sekaligus, negeri yang kering dan mati – penduduknya kurang makan, dengan menanam biji-bijian tertentu dia sudah akan bisa makan. Biji-bijian ini jumlahnya sangat bannyak, tinggal dipilih yang paling sesuai.

Selain memberi biji-bijian yang bisa dimakan, jenis tanaman ini yang secara umum disebut legume – dia juga pengikat nitrogen yang efektif di tanah - dia akan menyuburkan lahan.

Daunnya yang menutupi tanah akan menurunkan suhu tanah dan mencegah penguapan dari permukaan tanah. Tanah yang semula mati menjadi hidup dengan pupuk alami yang cukup dan dengan air tanah yang menimbulkan kelembaban tanah juga secara cukup.

Baru setelah itulah kita bisa menanam kurma – yang disebutkan sampai 21 kali di Al-Qur’an dan juga Anggur yang disebut sampai 14 kali. Dengan tanaman kurma yang memancarkan mata air (QS 36 :34) dan bahkan mengalirkan anak sungai (QS 19:24), maka dari bumi yang awalnya mati sekalipun kita akan bisa bercocok tanam dengan tanaman yang kita suka seperti beras, gandum dlsb (QS 36:35).

Bersyukurlah kita karena sebagian besar bumi yang dikaruniakan ke kita sudah bukan bumi yang mati, tetapi bumi yang dikaruniai hujan lebih dari cukup dan pepohonan tumbuh dimana-mana. Tinggal tugas kita saja kita laksanakan yaitu menggembalakan ternak kita di tempat turunnya hujan dan di tempat tumbuhnya pepohonan tersebut (QS 16:10).

Seperti satu langkah - menanam biji-bijian – yang mengatasi tiga hal sekiligus tersebut di atas, menggembalakan ternak juga demikian – satu langkah untuk banyak hal sekaligus.

Dengan menggembala kita bisa menumbuhkan ternak kita dengan ongkos yang paling murah, kita bisa memproduksi daging dengan murah sehingga kita bisa mengkonsumsinya secara cukup. Pertumbuhan ternak yang murah, juga akan memutar ekonomi secara cepat.

Delapan ekor ternak yang berpasangan yang diturunkan oleh Allah pada setiap kelahiran diri kita (QS 39:6), akan mudah beranak pinak sampai jumlah yang terkena wajib zakat – saat itulah pemiliknya sudah tidak lagi miskin.

Bila jenis ternak yang kita gembalakan sesuai urutan yang juga diarahkan olehNya ( QS 6 : 143-144), maka delapan ekor bisa menjadi 40 ekor dalam rentang waktu yang tidak lama yaitu antara 2 sampai 4 tahun. Artinya dalam rentang waktu inilah kemakmuran bisa dicapai, tidak pakai lama !

Lebih dari sekedar menumbuhkan ternak dengan murah dan cepat, menggembalakan ternak ditempat turunnya hujan dan tempat tumbuhnya pohon (Indonesia banget !) - juga akan menyuburkan lahan-lahan dengan pupuk organik terbaiknya.

Dari sinilah kemudian tanaman-tanaman terbaik dan tanaman-tanaman yang diberkahi akan tumbuh subur melipat gandakan lagi kemakmuran negeri. Tanaman-tanaman inipun mirip dengan penyebutan di ayat sebelumnya, yaitu meliputi tanaman semusim, zaitun, kurma anggur dan seluruh buah-buahan (QS 16:11).

Maka dengan petunjukNya yang begitu jelas dan detil - tahap demi tahap, tidak seharusnya kemiskinan merajalela di negeri ini. Sebaliknya negeri yang kanan kirinya kebun, penduduknya harus bisa makan cukup dari kebun-kebun ini, penduduknya sudah selayaknya pandai bersyukur dan Rabbnya yang Maha Pengampun (QS 34:15) – insyaAllah !.


agribisnis indonesia, alfaafa, sejarah alfaafa, desain pertanian qurani, resolusi pertanian, resolusi peternakan, budidaya tanaman zaitun, budidaya tanaman kurma, membangun ketahanan pangan, kemakmuran umat memakmurkan petani kebun quran

SelengkapnyaMemulai Agribisnis dari Negeri yang kering dan tandus.

Bila Kekuasaan Air dan Pangan Bukan Milik Kita...

Posted by Noer Rachman Hamidi

Bila ada hutang terbesar dari generasi ini terhadap generasi berikutnya, bisa jadi hutang itu berupa rusaknya lingkungan dan hilangnya berbagai benih kehidupan. Dua penyebabnya, pertama karena urusan benih di dunia sekarang menjadi monopoli dua raksasa di bidang benih dan agrochemical yang baru mengumumkan mergernya  dua pekan lalu, dan yang kedua ketidak-pedulian kita atas hilangnya benih-benih kehidupan tersebut dari sisi kita. Yang pertama karena keperkasaan mereka, jangankan rakyat kebanyakan seperti kita – pemerintah duniapun kemungkinan akan bertekuk lutut. Tetapi yang kedua masih bisa kita lakukan, bila saja ada kemauan.

Betapa perkasanya dua raksasa benih yang akan bergabung tersebut dapat dilihat dari nilai transaksi yang diumumkan, yaitu US$ 66 Milyar atau sekitar Rp 860 trilyun. Bahkan untuk ‘mengatasi’ peraturan antitrust atau antimonopoly dari pemerintahnya saja, mereka anggarkan US$ 2 Milyar atau Rp 26 Trilyun sendiri – siapa yang bisa melawan ?

Apa ruginya bagi rakyat dunia dari mergernya dua raksasa benih dan agrochemical tersebut ? Pertama monopoly benih akan membuat petani-petani di seluruh dunia kehilangan alternative – mau tidak mau harus membeli dari satu sumber ini.

Selain  akan membuat harga dikendalikan satu pihak, bencana yang akan timbul adalah hilangnya biodiversity. Mengapa demikian ? karena ketika benih dikuasai satu pihak, mereka akan cenderung memproduksi variasi benih yang lebih sedikit tetapi dengan volume yang jauh lebih besar – karena dengan inilah skala ekonomis, keuntungan terbesar mereka akan dicapai.

Dikuasainya benih-benih di dunia oleh segelintir pihak ini yang melengkapi penguasaan air oleh kapitalisme yang sama, mengingatkan kita akan tanda-tanda akhir jaman yang disebutkan dalam hadits berikut :

Dari Mughirah bin Syu’bah dia berkata : “ Tidak ada orang yang lebih banyak bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘ Alaihi Wasallam tentang Dajjal daripadaku, dan beliau bersabda kepadaku : “Hai anakku ! engkau tidak usah terlalu risau memikirkannya. Dia tidak akan mencelakakanmu ! “ Kataku : “Orang-orang menganggap bahwa Dajjal itu mempunyai sungai mengalir dan bukit roti”. Beliau bersabda : “ Itu sangat mudah bagi Allah Ta’ala untuk menciptakannya”. (Shahih Muslim no  4005 dan Shahih Bukhari no 6589 dengan teks yang sedikit berbeda).

Penguasaan ‘sungai’ atau sumber air dan ‘bukit roti’ atau stok pangan itu kini nampak amat sangat jelas telah menuju satu tangan yang disebut dalam hadits tersebut di atas.

Tetapi kabar gembiranya adalah juga datang dari hadits yang sama, solusinya amat sangat mudah bagi Allah Ta’ala untuk menciptakannya. Melalui dua ayat berikut misalnya, insyaAllah kita akan bisa melawan Dajjal yang akan menguasai sungai dan bukit roti itu.

“Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.” (QS 12:48)

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS 2:261)
From a seed to bread mathematics
Mengapa hanya menyimpan sedikit bibit gandum-pun di era Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam Mesir bisa selamat dari paceklik panjang yang melanda negeri-negeri lain di sekitarnya ? karena setiap biji yang disimpannya tumbuh menjadi 7 x 100 biji. Ketika ditanam dua kali menjadi 700 x 700 , ketika ditanam tiga kali menjadi 700 x 700 x 700 dst.

Itulah indahnya biji yang asli ciptaanNya, yang tidak dirusak oleh manusia-manusia serakah yang ingin  menguasai biji dengan merusak tanaman dan keturunan – yang juga diingatkan oleh Allah dalam ayatNya yang lain.

“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (QS 2:205)

Jadi cara melawan Dajjal yang antara lain  akan menguasai ‘gunung roti’ – sumber pangan tersebut sebenarnya simple. Mayoritas kita lahir di desa, insyaAllah masih punya jaringan sampai desa-desa di seluruh pelosok negeri kita.

Gunakan jaringan tersebut untuk menyelamatkan benih-benih bahan pangan apapun yang masih asli ada di desa. Baik itu kedelai, jagung, beras, aneka sayuran , buah, aneka kacang-kacangan, aneka koro,  rempah, tanaman obat dan bebih-benih apapun yang masih alami – asli belum dikutak-katik tangan jahil.

Amankan benih-benih ini, dan sedapat mungkin mulai semaikan – untuk diperbanyak. Bila diantara Anda ada yang kesulitan menyemaikannya atau menyimpannya, kirimkan saja benihnya ke kami - Jl. Juanda 43, Depok - insyaAllah kami bersedia membantu menyimpannya ataupun menyediakan lahan untuk menyemaikannya.

Cara penggandaan Allah yang 700x700x dst tersebut di atas, pasti lebih efektif , lebih murah dan yang jelas lebih baik – dari cara apapun yang dibuat oleh teknologi manusia. Hanya ini memerlukan kepedulian dan amal nyata dari kita, karena bila tidak – sudah begitu nyata Dajjal akan menguasai gunung roti kita.  Masih ada waktu bagi kita untuk melawannya, dan insyaAllah kita bisa !

agribisnis indonesia, alfaafa, sejarah alfaafa, desain pertanian qurani, resolusi pertanian, resolusi peternakan, budidaya tanaman zaitun, budidaya tanaman kurma, membangun ketahanan pangan, kemakmuran umat memakmurkan petani kebun quran

SelengkapnyaBila Kekuasaan Air dan Pangan Bukan Milik Kita...

Melawan Krisis Ekonomi.

Posted by Noer Rachman Hamidi


Mari bersama-sama kita lihat, apa sesungguhnya krisis ekonomi yang dihadapi rakyat ini bila menggunakan bahasa Al-Qur’an :

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”  (QS 2 :155)

Ancaman krisis ekonomi yang dikawatirkan banyak pihak akan memperlambat ekonomi, mengurangi lapangan kerja, menurunkan daya beli dan sejenisnya –sebenarnya kan berujung pada secara kolektif adanya ketakutan di masyarakat akan berkurangnya harta (meningkatnya jumlah orang miskin), mahal/tidak terjangkaunya harga buah-buahan (pangan) dan sampai kelaparan.

Jadi hanya dengan satu ayat saja di Al-Qur’an kita sudah bisa memotret inti dari persoalan ekonomi yang kita hadapi , kita takut miskin, takut uang/penghasilan kita tidak cukup untuk membeli bahan makanan dan kebutuhan basic lainnya yang berujung kelaparan !

Kalau sudah definisi masalahnya jelas, solusinya mestinya juga jelas. Dari sumber yang sama – yaitu Al-Qur’an dan hadits-hadits yang sahih kita diberi sejumlah paket solusi permasalahan ekonomi yang tepat guna untuk masalah yang sudah didefiniskan tersebut.

Untuk masalah takut miskin , berkurangnya daya beli dan hilangnya pekerjaan solusinya ada di dua hadits sahih berikut :

Dari Abu Said Al-Khudri berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Waktunya akan datang bahwa harta muslim yang terbaik adalah domba yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau pertikaian sesama muslim)”. (H.R. Bukhari)

Dari Abu Hurairah R.A. dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : “Di antara penghidupan (pekerjaan) manusia yang terbaik, adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah. Dia terbang diatasnya (dia menaikinya dengan jalan yang cepat). Setiap mendengar panggilan perang dia terbang diatasnya dengan bersemangat untuk mencari kematian dengan jalan terbunuh (dalam keadaan syahid) atau menyongsong kematian ditempat datangnya.  Atau seorang laki-laki yang menggembala domba di puncak gunung dari atas gunung ini atau lembah dari beberapa lembah. Dia mendirikan sholat, memberikan zakat dan menyembah kepada Tuhannya hingga kematian datang kepadanya. Dia tidak mengganggu kepada manusia, dan hanya berbuat baik kepada mereka.” (H.R. Muslim).

Untuk takut kelaparan kita diberi jawaban melalui dua hadits sahih berikut :

“Tidak akan lapar penghuni rumah yang memiliki kurma” (HR Muslim, Hadits no 3811)

““Wahai ‘Aisyah ! rumah yang di dalamnya tidak ada kurma, maka penghuninya akan lapar. Wahai ‘Aisyah ! rumah yang di dalamnya tidak ada kurma, maka penghuninya akan lapar” Beliau mengucapkannya sebanyak dua atau tiga kali”(HR Muslim, Hadits no 3812)

Rangkaian hadits-hadits tersebut melengkapi hubungan antara kurma dan domba yang tersyirat dalam ayat berikut  :

“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS 16:10-11)

Ayat ini berlaku tidak hanya pada kurma dan tidak hanya pada domba, tetapi kurma menempati kedudukan khusus karena disebut paling sering di Al-Qur’an dan adanya dua hadits tentang kelaparan tersebut di atas. Domba menempati kedudukan khusus pula, karena domba dipilih sebagai hewan qurban terbaik menggantikan perintah penyembelihan Nabi Ismail Alaihi Salam (QS 37:107), disebut yang pertama dalam rangkaian hewan-hewan ternak pilihan (QS 6:143) dan hewan yang digembalakan oleh seluruh nabi dalam hadits berikut :

“"Setiap Nabi yang diutus oleh Allah adalah menggembala domba/kambing". Sahabat-sahabat beliau bertanya : “Begitu juga engkau ?” ; Rasulullah bersabda : “Ya, aku menggembalanya dengan upah beberapa qirath penduduk Mekah”. (H.R. Bukhari)

Jadi solusi atas kemiskinan, hilangnya lapangan pekerjaan dan bahkan kelaparan itu ada memiliki dasar yang kuat di Al-Qur’an dan hadits antara lain terkait dalam paket domba dan kurma tersebut. Tetapi bagaimana sekarang cara membumikannya sekaligus membahasakannya agar solusi domba  dan kurma ini bisa diterima oleh seluruh kalangan ?

Tergantung siapa kalangan yang dituju, berbekal domba dan kurma ini karena keduanya memiliki dasar yang kuat di Al-Qur’an dan hadits – sedangkan Al-Qur’an adalah mu’jizat, maka pembicaraan tentang keduanya akan selalu bisa mengungguli obsesi umat pada masing-masing tingkatannya.

Untuk tingkatan masyarakat awam misalnya, bukankan domba jauh lebih mudah diternakkan dan dikembang-biakkan ketimbang hewan lainnya ?

Untuk kalangan ekonom dan pakar perdagangan, bukankan selama ini kita kesulitan mencari produk unggulan ekspor kita ? mengapa tidak domba saja yang kita ekspor setelah mencukupi kebutuhan dalam negeri ? produksinya gampang, bisa melibatkan masyarkat pedesaan sekalipun – sehingga akan menimbulkan  lapangan kerja yang sangat banyak.

Selain pasar dalam negeri, pasarnya ekspornya juga sangat menjanjikan karena Saudi Arabia saja setiap tahun membutuhkan 8 juta ekor domba, ¼ diantaranya dibutuhkan di musim haji !

Kalau kita garap serius, domba untuk pasar Arab (yang konsumsi daging utamanya domba) ini akan mudah unggul karena pesaing terberat kita Australia dan New Zealand. Sedangkan dua negara ini tidak lagi bisa mengekspor domba-dombanya dalam kondisi hidup ke Arab Saudi dan negara-negara muslim lainnya karena ulah mereka sendiri yang mempermasalahkan Animal Right atau yang mereka sebut Animal Welfare Assurance System sejak 2011.

Masihkah kita bingung, melihat petunjuk dan peluang sebenarnya telah terlihat dengan jelas dan terang benderang di depan kita semua, hanya apakah kita mau ber-sabar dan ber-syukur melakukan ikhtiar-ikhtiar sesuai PetunjukNya dan juga sebagai amal sholeh kita. Wallahu A'lam.


agribisnis indonesia, alfaafa, sejarah alfaafa, desain pertanian qurani, resolusi pertanian, resolusi peternakan, budidaya tanaman zaitun, budidaya tanaman kurma, membangun ketahanan pangan, kemakmuran umat memakmurkan petani kebun quran

SelengkapnyaMelawan Krisis Ekonomi.

Ketika Manusia Tidak Mampu Bersyukur dalam Mengelola Bumi.

Posted by Noer Rachman Hamidi


Ketika para ahli pakan ternak mengkonversi biji-bijian seperti jagung- kedelai dlsb menjadi pakan ternak, yang terjadi adalah shortage pangan bagi manusia.

Ketika para ahli energi mengubah penggunaan jagung menjadi bioethanol, masyarakat yang bahan pokok pangannya jagung sampai melakukan huru hara karena menjadi sangat mahalnya harga bahan pokok mereka.

Begitupun juga....
Ketika para pejuang lingkungan hendak mengurangi pencemaran di muka bumi dengan mengganti bahan –bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari seperti penggunaan plastic dlsb. yang terjadi justru meningkatnya bahan baku dari nabati – yang membutuhkan lahan yang luas untuk penanamannya, butuh air yang banyak untuk pertumbuhannya dst.

Walhasil...
Ketika manusia berusaha mengatasi masalahnya bidang demi bidang, masalah yang ditimbulkan di bidang lainnya malah bisa menjadi lebih besar dari masalah yang dicoba atasi.

Maka manusia membutuhkan petunjuk dari yang mengetahui seluruh sisi dari setiap persoalan, tetapi siapa yang mengetahui seluruh sisi ini ? Dialah Yang Maha Tahu ! maka petunjuk dari Dia Yang Maha Tahu tentu sudah meliputi segala sisi yang terkait.

Bahkan jawaban untuk segala macam persoalan itu termasuk hal yang dijanjikannya :  “…Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk,  serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim)”. (QS 16:89)

Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana konkritnya Al-Qur’an memberi petunjuk agar semua kebutuhan manusia yang tercakup dalam 5F, yaitu: Food, Fuel, Fiber, Fodder and Feedstock.
Dan bagaimana 5F tersebut tercukupi dengan seimbang ?

Ada satu surat di Al-Qur’an yaitu surat An-Nahl yang juga disebut surat An-Ni’mah karena berisi sejumlah nikmat yang diberikan oleh Allah untuk manusia. Di surat inilah antara lain terdapat seluruh jawaban untuk kebutuhan manusia – termasuk di dalamnya 5 F tersebut.

Bila saja kita mau mengikuti petunjuk di surat ini – dan juga detilnya di surat-surat lainnya, maka manusia tidak akan pernah bingung dalam menggunakan lahan dan produk hasil buminya – karena semuanya sudah ada alokasinya masing-masing.

Food,
Untuk makanan (Food), alokasinya adalah dari tanaman-tanaman semusim seperti padi-padian, biji-bijian dan buah-buahan dari tanaman menahun (QS 16 :11). Manusia juga dapat jatah makan  dari daging ternak dan bahkan juga dari susunya (QS 16:66). Masih kategori makanan adalah juga obat-obatan seperti madu ( QS 16: 69).

Fuel,
Untuk bahan bakar (Fuel), alokasinya adalah  dari tanaman juga, khususnya buah-buahan tertentu seperti zaitun dan bahkan kurma dan anggur (QS 16:11 dan 67). Ketiganya bisa dimakan sebagai makanan prioritasnya, tetapi bisa juga jadi bahan bakar bila diperlukan dalam kondisi tertentu.  Bahkan bahan bakar fosil kita kini juga dahulunya adalah dari tanaman – jutaan tahun lalu.

Zaitun bisa digunakan sebagai bahan bakar secara eksplisit juga dijelaskan di surat lain (QS 24:35), sedangkan kurma dan anggur bisa jadi bahan bakar tersirat di ayat yang berbunyi : “…Dan dari buah kurma dan anggur kamu membuat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik…” (QS 16:67)

Bila kurma dan anggur dibuat minuman yang memabukkan – alcohol , maka memproduksi dan menjual belikannya –pun tidak boleh. Tetapi bagaimana bisa menjadi rezeki yang baik ?

Selain dimakan buahnya dan itu rezeki yang baik, ketika produk melimpah dan melebihi kebutuhan untuk makanan, maka buah-buah tersebut bisa diproses menjadi alcohol atau ethanol – bukan untuk diminum  – tetapi untuk bahan bakar. Memproduksi sampai jual beli bahan bakar tentu saja boleh, dan ini menjadi komoditi yang sangat vital di jaman modern ini – siapa yang menguasainya, mereka akan menguasai porsi rezeki yang baik itu.

Fiber,
Untuk Fiber atau serat yang disebut secara eksplisit adalah serat dari wool (domba), bulu binatang seperti kambing dan unta (QS 16:80). Yang disebut secara tersirat adalah serat yang digunakan lebah untuk membangun rumahnya (QS 16:68), karena lebah membuat rumah dari remah-remah dedaunan atau pepohonan.

Fodder,
Untuk Fodder atau pakan ternak adalah rumput di padang gembalaan yang tumbuh diantara pepohonan dan di tempat turunannya hujan (QS 16:10), maka kalau sumber utama daging kita adalah dari ternak yang digembalakan – tidak akan ada rebutan antara biji-bijian untuk makanan manusia dan biji-bijian pakan ternak. Biji-bijian utamanya untuk manusia, rumput-rumputan untuk ternak – jelas pembagiannya.

Feedstock,
Untuk Feedstock atau bahan baku yang disebut secara khusus adalah kulit binatang (QS 16:80) – yaitu untuk bahan rumah ketika kita dalam perjalanan maupun selagi menetap. Yang disebut secara umum bisa apa saja yang bisa digunakan sebagai bahan baku  untuk memenuhi kebutuhan manusia baik papan, sandang maupun lainnya (QS 16:81).

Karena masing masing jenis kebutuhan sudah ada alokasinya , tidak akan ada tumpang tindih antara satu kebutuhan dengan kebutuhan lainnya. Kita butuh material untuk membangun rumah dan membuat pakaian misalnya, tidak perlu berebut lahan dengan kebutuhan untuk tanaman pangan.  Semua bisa saling mengisi di satu hamparan lahan yang sama.

Ketika di suatu lahan pertanian kita menanam berbagai pohon buah, disitu juga tempat kita menggembala. Pohon buahnya menjadi berbuah banyak dengan adanya kotoran hewan, dan untuk pohon berbuah banyak dibutuhkan banyak penyerbukan yang utamanya menggunakan lebah. Buah banyak akan sejalan dengan madu banyak, dan beeswax atau lilin lebah yang banyak – yang terakhir ini bisa menjadi bahan baku yang semakin berharga.

Dari kombinasi ini sudah terjawab kebutuhan Food (termasuk obat), Fiber, Fodder dan sebagian Feedstock. Ketika kombinasi buah-buahan kita tambah dengan pisang, maka buahnya menambah Food, batangnya menjadi tambahan bahan baku atau Feedstock seperti bahan-bahan yang menjadi focus riset kami saat ini di bidang bioplastic, tree-free paper dan biocomposites.

Bila buah-buahannya kita tambah tiga buah spesifik yang disebut di ayat 11 dari Surat yang sama (An-Nahl) yaitu zaitun, kurma dan anggur ; maka tambah lagi pemenuhan kebutuhan Food itu dan satu lagi masalah terjawab yaitu Fuel. Ekses produksi zaitun bisa menjadi biodiesel, sedangkan ekses produksi anggur dan kurma menjadi bioethanol.

Maka demikianlah kebutuhan manusia bisa terjawab semuanya melalui petunjukNya dan bumiNya. Bumi insyaallah cukup untuk kita semua tinggal dan makmur didalamnya – bila kita mampu mensyukurinya - tidak kurang satu jengkalpun yang tersia-sia, insyaAllah. 


agribisnis indonesia, alfaafa, sejarah alfaafa, desain pertanian qurani, resolusi pertanian, resolusi peternakan, budidaya tanaman zaitun, budidaya tanaman kurma, membangun ketahanan pangan, kemakmuran umat memakmurkan petani kebun quran

SelengkapnyaKetika Manusia Tidak Mampu Bersyukur dalam Mengelola Bumi.

Menghadirkan Pekerjaan Terbaik

Posted by Noer Rachman Hamidi


Urbanisasi adalah penyakit kronis kota-kota besar dunia termasuk Indonesia yang hingga kini belum ketemu obatnya yang efektif. Selama sumber-sumber penghidupan atau pekerjaan terbaik adanya di kota-kota besar, maka selama itu pula masalah urbanisasi akan terus terjadi. Oleh sebab itu, untuk menghentikan arus urbanisasi – dan bahkan membalik arusnya menjadi deurbanisasi – daerah-daerah harus bisa menghadirkan sumber penghidupan atau pekerjaan terbaik. Bagaimana caranya ?

Bila kita tanyakan kepada para pencari kerja terdidik di negeri ini, yaitu para sarjana tentang pekerjaan apa yang terbaik menurut mereka ? maka jawabannya akan berdasarkan pengalaman atau pendidikan mereka. Pekerjaan di industri keuangan, industri teknologi, telekomunikasi, manufacturing dlsb. adalah  yang kemungkinan besar menjadi pilihan mereka.

Hal yang tidak jauh berbeda jawabannya apabila ditanyakan kepada para pencari kerja dari kalangan yang berpendidikan lebih rendah, bedanya mereka membidik di tenaga-tenaga administratif-nya, buruh pabrik dan sejenisnya.

Karena jawaban mereka inilah, maka mereka akan berbondong-bondong ke kota besar mencari pekerjaan yang menurut mereka terbaik – karena jenis-jenis pekerjaan semacam ini adanya memang di kota-kota besar dan sekitarnya.

Kota besar dan sekitarnya menjadi padat melebihi daya dukung kehidupannya, dan berbagai problem bermunculan. Krisis perumahan, kelangkaan air bersih, pencemaran lingkungan, kekumuhan, kemacetan dan berbagai penyakit fisik, psikis sampai penyakit sosial adalah diantaranya.

Penyakit turunan dari masalah urbanisasi ini belum ketemu obatnya karena kita belum pernah mencari obat dari sumber yang seharusnya. Dimana obat atau solusi atas penyakit-penyakit ini seharusnya kita cari ? Dimana lagi kalau bukan di petunjuk kehidupan kita yang hakiki ?

Coba tanyakan apa pekerjaan yang terbaik menurut petunjukNya itu ? jawabannya antara lain akan muncul dari hadits nabiNya yang shahih. Apa yang diucapkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasalam adalah juga wahyu yang diwahyukan (QS 53:4), jadi yang terbaik menurut Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah juga yang terbaik menurut Allah.

Sekarang kita perhatikan hadits sahih berikut : Dari Abu Hurairah R.A. dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : 
“Di antara penghidupan (pekerjaan) manusia yang terbaik, adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah. Dia terbang diatasnya (dia menaikinya dengan jalan yang cepat). Setiap mendengar panggilan perang dia terbang diatasnya dengan bersemangat untuk mencari kematian dengan jalan terbunuh (dalam keadaan syahid) atau menyongsong kematian ditempat datangnya.  Atau seorang laki-laki yang menggembala domba di puncak gunung dari atas gunung ini atau lembah dari beberapa lembah. Dia mendirikan sholat, memberikan zakat dan menyembah kepada Tuhannya hingga kematian datang kepadanya. Dia tidak mengganggu kepada manusia, dan hanya berbuat baik kepada mereka.” (H.R. Muslim).

Dari hadits tersebut di atas kini kita tahu bahwa pekerjaan terbaik itu berjihad, namun bila kita tidak dalam posisi untuk melakukannya saat ini – masih ada pekerjaan terbaik kedua yaitu menggembala domba di puncak-puncak gunung dan di lembah-lembah.

Sekarang kita tahu, ada pekerjaan terbaik menurut kita-kita seperti yang kita tanyakan ke para pencari kerja tersebut di atas. Adapula pekerjaan terbaik menurut Allah dan RasulNya, mana kira-kira yang hakiki kebenarannya ? yang menurut kita atau yang menurut Allah dan RasulNya ? ya mestinya yang terbaik secara hakiki adalah yang menurut Allah dan RasulNya !

Sekarang pertanyaannya adalah bisakah penghidupan atau pekerjaan terbaik menurut Allah dan RasulNya tersebut kita hadirkan kembali di jaman ini ? Jawabannya bukan hanya bisa, tetapi juga sekaligus bisa mengatasi penyakit kronis urbanisasi dan penyakit turunannya tersebut di atas.

Untuk menghadirkan pekerjaan terbaik di daerah-daerah, Intinya adalah menghadirkan pekerjaan yang bukan hanya terbaik menurut daerah atau menurut kita – tetapi terbaik menurut Allah dan RasulNya. Yang kita tawarkan ke masyarakat sebenarnya bukan hanya sekedar pekerjaan, tetapi peluang untuk bisa dieksplorasi sendiri oleh masyarakat, mulai dari yang berpendidikan rendah, para sarjana baru sampai juga peluang bagi kalangan eksekutif muda dan eksekutif senior sekalipun.

Untuk masyarakat yang berpendidikan rendah, mereka bisa dididik menjadi para penggembala domba. Mungkin awalnya bisa jadi tidak menarik, karena ini sudah tidak dilakukan oleh mayoritas pekerja kita. Mereka hanya perlu diberi pemahaman, bahwa menggembala  domba adalah pekerjaan para nabi ! dan sampai akhir jaman-pun tetap akan relevan sesuai dengan hadits tersebut di atas.

Dari sisi penghasilan-pun inysaAllah tidak akan kurang nilainya dari yang mereka akan peroleh bila mereka bekerja di kota-kota besar sebagai tenaga administrative atau buruh pabrik. Penghasilan mereka akan bersifat variable dari perkalian pertambahan berat badan domba-domba yang dia gembalakan dengan  factor pengali tertentu - yang dikaitkan langsung dengan prosentase harga berat kotor domba yang lagi berlaku di pasar.

Untuk para sarjana baru, mereka bisa dididik menjadi supervisor para penggembala tersebut. Tugasnya adalah memanage portfolio domba-domba yang digembalakan oleh seluruh penggembala dalam kelolaannya. Seorang supervisor bisa mensupervisi ratusan penggembala dalam suatu wilayah tertentu.

Tugasnya ini meliputi supervisi kesehatannya, pendataan pertumbuhan berat domba-dombanya sampai mengatasi masalah-masalah yang terkait resiko, moral hazard dlsb. Bila ada domba yang mati, misalnya – supervisor harus tahu dimana domba tersebut dikuburkan untuk memastikan bahwa memang ada domba yang mati. Bila ada domba yang hilang dia harus berkoordinasi dengan kepolisian setempat selain mencari yang hilang juga mencegah kejadian serupa terulang. Bila ada penyakit, dia harus koordinasi dengan dokter hewan atau dinas kesehatan setempat dlsb.

Lantas bagaimana para sarjana ini digaji ? sama dengan para penggembala tadi yaitu prosentase tertentu dari pertambahan berat dari seluruh domba yang digembalakan oleh seluruh penggembala dalam supervisinya. Faktor prosentase-nya sendiri jauh lebih kecil dari prosentase para penggembala, tetapi dari jumlah domba yang jauh lebih banyak.

Untuk para eksekutif tugasnya lain lagi, merekalah yang akan menjalin hubungan dengan para gubernur, bupati, direksi perkebunan, direksi perhutani, pengelola jalan tol, pengelola kereta api dlsb. Intinya merekalah yang akan membuka pintu-pintu kerjasama dengan berbagai instansi terkait yang kita butuhkan lahannya untuk tempat para penggembala kita menggembalakan ternaknya.

Para eksekutif ini pula yang akan membuka pasar ketika hewan-hewan tersebut waktunya dipasarkan. Melalui kreatifitas mereka pula kita akan sampaikan pesan nyata bahwa salah satu daging terbaik bagi kesehatan menurut World Healthiest Food adalah daging domba yang digembalakan makan rumput yang disebut grass-fed lamb
(Reff: http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=foodspice&dbid=117)

Daging domba bukan sumber penyakit, malah sebaliknya dia menjadi obat bagi sejumlah penyakit. Daging domba adalah salah satu bagian dari Mediterranean diet yang terkenal menurunkan resiko penyakit cardiovascular. Dia sumber lemak-lemak Omega-3 dan sekitar 40 % lemak daging domba yang makan rumput adalah berupa  oleic acid – yaitu asam yang biasanya ada di minyak zaitun yang memang diresepkan dalam tibbun nabawiyah sebagai obat bagi 70 penyakit !

Para eksekutif-lah yang akan membangun komunikasi efektif tentang keunggulan daging domba ini, cara penanganan dagingnya sampai sekaligus juga membangun kreasi-kreasi baru di masyarakat untuk berbagai masakan lezat berbasis daging domba.

Dari mana para eksekuif ini mendapatkan gajinya ? dia akan bisa menikmati bagian hasil dari proses penciptaan nilai – value creation process yang terjadi di industri per-dombaan yang sedang kita bangun bersama ini.

Semua peran tersebut bisa terus dielaborasi oleh masing-masing pihak, sehingga akan terbangun industri per-dombaan yang solid sampai ke daerah-daerah terpencil. Saat itulah orang-orang yang sudah bekerja di kota-pun akan berbondong-bondong mencari kesempatan di pekerjaan terbaik ini di bukit-bukit dan di lembah-lembah !

Kita bisa saja memberikan ilustrasi angka-angka detil sampai perhitungan angka penghasilan para pihak tersebut di atas, tetapi tidaklah baik bila angka-angka penghasilan ini yang menjadi daya tarik awal. Karena bila hanya penghasilan yang menjadi motifnya, orang akan kecewa bila target penghasilannya tidak tercapai.

Kita ingin yang menjadi motif adalah karena membenarkan apa yang disampaikan oleh RasulNya yang berarti juga wahyu dari Allah sendiri. Bila RasulNya menyampaikan bahwa inilah pekerjaan terbaik kedua setelah berjihad, maka inilah yang kita ikuti tanpa banyak bertanya-tanya dan berhitung-hitung.

Di lapangan tentu saja akan ada ujian dalam berbagai bentuk kesulitan – maka inipun akan bisa kita tempuh dengan sukarela dan ikhlas karena niat kita hanya ingin mengamalkan petunjuk Allah dan RasulNya. Yang bergabung bukan yang ketika gagal nanti menagih janjinya, karena yang berjanji tentang pekerjaan terbaik ini adalah RasulNya yang berjanji tentang pekerjaan terbaik, maka kita ikuti bareng-bareng – kita hanyalah bagian yang sama dari rencana ini secara keseluruhan.

Janji siapa yang paling benar ? tentu janji Allah dan RasulNya. Padahal ada janji berikutnya setelah kita melaksanakan tugas kita menggembala (QS 16:10) ini, yaitu janji Allah untuk menyuburkan bumi dengan tanaman-tanaman semusim, degan zaitun, kurma, anggur dan seluruh buah-buahan lainnya (QS 16 :11).

Jadi hasil dari peogram ini  insyaAllah kedepannya akan menyuburkan negeri ini dengan limpahan hasil bumi dan segala  macam buah-buahan yang selama ini kita impor. Zaitun, kurma, anggur yang selama ini hanya kita sering dengar, insyaAllah akan menjadi tanaman kita sehari-hari. Begitu pula dengan berbagai jenis buah lainnya, negeri ini insyaAllah akan menjadi produsen terbesar buah-buahan dunia karena disinilah negeri tropis yang paling kaya bio diversity-nya dan disinilah petunjuk Allah kita jalankan.

Barangkali salah satunya dari multiplier effect-nya yang subhanallah tersebut diataslah harta terbaik yang dikabarkan oleh NabiNya itu juga terkait dengan domba.

Dari Abu Said Al-Khudri berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Waktunya akan datang bahwa harta muslim yang terbaik adalah domba yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau pertikaian sesama muslim)”. (H.R. Bukhari)

Tentu saja di lapangan tidak semudah yang kita tulis, oleh sebab itu meluruskan niat sebelum Anda bergabung menjadi yang utama. Bila niat sudah lurus bahwa pekerjaan kita hanya salah satu sarana untuk mencari RidloNya semata, maka insyaAllah tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk bisa kita taklukkan dengan ijinNya.

Wallahu A'lam.


agribisnis indonesia, alfaafa, sejarah alfaafa, desain pertanian qurani, resolusi pertanian, resolusi peternakan, budidaya tanaman zaitun, budidaya tanaman kurma, membangun ketahanan pangan, kemakmuran umat memakmurkan petani kebun quran
http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=foodspice&dbid=117
SelengkapnyaMenghadirkan Pekerjaan Terbaik

Buah Pisang: Tanaman Surga

Posted by Noer Rachman Hamidi


Diantara ‘bocoran’ tanaman buah surga yang sudah bisa kita nikmati di dunia dan tumbuh dengan sangat baiknya di negeri ini  adalah pisang. Hanya mungkin negeri ini kurang perhatian saja, sehingga ketika  negeri jiran kita Philipina tahun lalu berhasil menempatkan dirinya menjadi exporter pisang no 3 di dunia setelah Ecuador dan Belgia, kita bahkan masih mengimpornya. Bila India bertekad ingin merebut pasar pisang dunia dengan pisang kebanggaan mereka yang diberi nama Mahabanana, kita masih bingung pisang yang mana yang akan kita unggulkan. Tetapi ini  sesungguhnya adalah peluang untuk kita semua. 

Secara ekonomi nilai perdagangan pisang dunia tahun lalu mencapai US$ 11.7 milyar , dan termasuk salah satu perdagangan komoditi yang tumbuh paling pesat di dunia. Tahun lalu saja pertumbuhannya mencapai 14.3 % , dan sejak tahun 2010-2014 kumulatif pertumbuhan mencapai 40 %.

Ironinya, negeri kita yang pisang bisa tumbuh dimana saja  - kita malah masih mengimpor pisang dalam jumlah besar. Nilainya hanya kalah dari impor jeruk, dan data terakhir masih menunjukkan nilai impor di kisaran  US$ 190 juta.

Dari sisi kesehatan, ‘bocoran’ buah surga ini juga sungguh luar biasa sehingga disebut buah kehidupan. Diantara daftar manfaatnya yang sangat panjang – ada yang mengidentifikasi sampai 25 manfaat - pisang mengandung tryptophan yang dalam tubuh kita kemudian berubah menjadi serotonin , suatu  neurotransmitter yang menghadirkan rasa bahagia di otak – tidak heran lha wong pisang adalah buah surga !

Dari skala mikro petani, sesungguhnya pisang juga tidak kalah menarik dengan tanaman-tanaman lainnya. Bila tanah terbaik sekarang adalah sawah yang bisa ditanami padi tiga kali dengan hasil rata-ratanya adalah sekitar 6 ton, dan harga jual gabah rata-rata Rp 4,000 saja ; maka dalam setahun hasil kotornya adalah 3 x 6,000 x Rp 4,000 = Rp 72,000,000,-.

Tanaman pisang intensif dapat memberikan hasil lebih dari 20 ton per tahun. Dengan harga jual petani sekarang di kisaran Rp 6,500/kg. Artinya satu hektar pisang bisa memberikan hasil kotor Rp 130 juta per tahun. Meskipun demikian saya tidak menganjurkan petani mengganti padi di sawahnya dengan pisang, karena di sisi beras-pun kita masih pas-pasan.

Kelebihan lain pisang adalah tidak perlu tanah sawah yang membutuhkan air terlalu banyak seperti padi, cukup ditanam sekali – selebihnya adalah anakan yang tumbuh terus menerus silih berganti – sehingga biaya penanaman dan perawatannya akan cenderung  menurun di tahun-tahun berikutnya.

Dengan perbagai kelebihan tersebut, masihkan kita di negeri yang seharusnya ijo royo-royo ini akan menjadi penonton saja dari perebutan pasar pisang dunia ? lebih dari itu masihkan kita akan membiarkan negeri ini menjadi pasar yang diperebutkan oleh negeri-negeri para pengekspor pisang dunia tersebut di atas ?

Semoga kita bisa menjadi kaum produsen yang menjadi solusi dunia dibidang pangan sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT yang memberikan kepada kita negeri yang memiliki tanah subur disertai sinar matahari dan hujan yang berlimpah. Aamiin, insyaAllah.


agribisnis indonesia, alfaafa, sejarah alfaafa, desain pertanian qurani, resolusi pertanian, resolusi peternakan, budidaya tanaman zaitun, budidaya tanaman kurma, membangun ketahanan pangan, kemakmuran umat memakmurkan petani kebun quran

SelengkapnyaBuah Pisang: Tanaman Surga

menghidupkan Bumi-Nya yang mati...

Posted by Noer Rachman Hamidi


Allah SWT menggambarkan umat terbaik (QS 3:110) yaitu umat Muhammad, Allah SWT menggunakan perumpamaannya seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas tersebut menjadi batang yang kuat dan terus membesar – tanaman yang menyenangkan bagi penanamnya (QS 48:29).

Perumpamaan ini selain memberikan semacam standar kwalitas umat yang seharusnya, juga menyimpan pelajaran tentang bercocok tanam yang baik tahap demi tahap. Mulai dari pemilihan biji yang baik, perkembangan tunas dan pembesaran batang – sampai kepada keindahan hasilnya.

Bahkan ketika Allah hendak menjelaskan tentang proses menghidupkan yang mati – agar kita meng-imani adanya kehidupan berikutnya setelah kehidupan yang ini - bersamaan dengan pelajaran keimanan ini - Allah juga selipkan pelajaran pertanian yang sangat komplit dari mulai bumi yang mati,  jenis-jenis tanaman yang seharusnya ditanam sampai pada urut-urutan penanaman.

Rangkaian ayat-ayat yang senada dengan surat Yaasiin 33-35 yang sudah banyak saya bahas sebelumnya, ada di rangkain ayat-ayat dari Surat Qaaf ayat 9-11 berikut :

“Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.”

Perhatikan konsistensi ayat-ayat di surat Qaaf tersebut dengan yang ada di surat Yaasiin. Jenis tanaman yang digunakan untuk menghidupkan bumi yang mati, sampai urut-urtannya sama – yaitu dari biji-bijian kemudian kurma.

Bila saja para petani dan para pengambil keputusan di bidang pertanian negeri ini belajar dari ayat-ayat tersebut kemudian juga mengamalkannya, maka insyaAllah negeri ini tidak akan kekurangan pangan, tidak akan kehilangan kesuburan, kesejukan dan keindahannya.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana kita bisa serius mentadaburi ayat-ayat tersebut untuk meningkatkan keimanan kita tetapi pada saat yang bersamaan juga mengamalkannya untuk tugas manusia memakmurkan bumi ? tidak ada jalan lain kecuali kita harus mau ber-exercise, bukan hanya dalam meningkatkan pemahaman semata, tetapi juga ketrampilan dalam mengamalkannya. InsyaAllah.

agribisnis indonesia, alfaafa, sejarah alfaafa, desain pertanian qurani, resolusi pertanian, resolusi peternakan, budidaya tanaman zaitun, budidaya tanaman kurma, membangun ketahanan pangan, kemakmuran umat memakmurkan petani kebun quran

Selengkapnyamenghidupkan Bumi-Nya yang mati...