Agribisnis Indonesia by Noer Rachman Hamidi

Bila Kekuasaan Air dan Pangan Bukan Milik Kita...

Posted by Noer Rachman Hamidi

Bila ada hutang terbesar dari generasi ini terhadap generasi berikutnya, bisa jadi hutang itu berupa rusaknya lingkungan dan hilangnya berbagai benih kehidupan. Dua penyebabnya, pertama karena urusan benih di dunia sekarang menjadi monopoli dua raksasa di bidang benih dan agrochemical yang baru mengumumkan mergernya  dua pekan lalu, dan yang kedua ketidak-pedulian kita atas hilangnya benih-benih kehidupan tersebut dari sisi kita. Yang pertama karena keperkasaan mereka, jangankan rakyat kebanyakan seperti kita – pemerintah duniapun kemungkinan akan bertekuk lutut. Tetapi yang kedua masih bisa kita lakukan, bila saja ada kemauan.

Betapa perkasanya dua raksasa benih yang akan bergabung tersebut dapat dilihat dari nilai transaksi yang diumumkan, yaitu US$ 66 Milyar atau sekitar Rp 860 trilyun. Bahkan untuk ‘mengatasi’ peraturan antitrust atau antimonopoly dari pemerintahnya saja, mereka anggarkan US$ 2 Milyar atau Rp 26 Trilyun sendiri – siapa yang bisa melawan ?

Apa ruginya bagi rakyat dunia dari mergernya dua raksasa benih dan agrochemical tersebut ? Pertama monopoly benih akan membuat petani-petani di seluruh dunia kehilangan alternative – mau tidak mau harus membeli dari satu sumber ini.

Selain  akan membuat harga dikendalikan satu pihak, bencana yang akan timbul adalah hilangnya biodiversity. Mengapa demikian ? karena ketika benih dikuasai satu pihak, mereka akan cenderung memproduksi variasi benih yang lebih sedikit tetapi dengan volume yang jauh lebih besar – karena dengan inilah skala ekonomis, keuntungan terbesar mereka akan dicapai.

Dikuasainya benih-benih di dunia oleh segelintir pihak ini yang melengkapi penguasaan air oleh kapitalisme yang sama, mengingatkan kita akan tanda-tanda akhir jaman yang disebutkan dalam hadits berikut :

Dari Mughirah bin Syu’bah dia berkata : “ Tidak ada orang yang lebih banyak bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘ Alaihi Wasallam tentang Dajjal daripadaku, dan beliau bersabda kepadaku : “Hai anakku ! engkau tidak usah terlalu risau memikirkannya. Dia tidak akan mencelakakanmu ! “ Kataku : “Orang-orang menganggap bahwa Dajjal itu mempunyai sungai mengalir dan bukit roti”. Beliau bersabda : “ Itu sangat mudah bagi Allah Ta’ala untuk menciptakannya”. (Shahih Muslim no  4005 dan Shahih Bukhari no 6589 dengan teks yang sedikit berbeda).

Penguasaan ‘sungai’ atau sumber air dan ‘bukit roti’ atau stok pangan itu kini nampak amat sangat jelas telah menuju satu tangan yang disebut dalam hadits tersebut di atas.

Tetapi kabar gembiranya adalah juga datang dari hadits yang sama, solusinya amat sangat mudah bagi Allah Ta’ala untuk menciptakannya. Melalui dua ayat berikut misalnya, insyaAllah kita akan bisa melawan Dajjal yang akan menguasai sungai dan bukit roti itu.

“Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.” (QS 12:48)

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS 2:261)
From a seed to bread mathematics
Mengapa hanya menyimpan sedikit bibit gandum-pun di era Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam Mesir bisa selamat dari paceklik panjang yang melanda negeri-negeri lain di sekitarnya ? karena setiap biji yang disimpannya tumbuh menjadi 7 x 100 biji. Ketika ditanam dua kali menjadi 700 x 700 , ketika ditanam tiga kali menjadi 700 x 700 x 700 dst.

Itulah indahnya biji yang asli ciptaanNya, yang tidak dirusak oleh manusia-manusia serakah yang ingin  menguasai biji dengan merusak tanaman dan keturunan – yang juga diingatkan oleh Allah dalam ayatNya yang lain.

“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (QS 2:205)

Jadi cara melawan Dajjal yang antara lain  akan menguasai ‘gunung roti’ – sumber pangan tersebut sebenarnya simple. Mayoritas kita lahir di desa, insyaAllah masih punya jaringan sampai desa-desa di seluruh pelosok negeri kita.

Gunakan jaringan tersebut untuk menyelamatkan benih-benih bahan pangan apapun yang masih asli ada di desa. Baik itu kedelai, jagung, beras, aneka sayuran , buah, aneka kacang-kacangan, aneka koro,  rempah, tanaman obat dan bebih-benih apapun yang masih alami – asli belum dikutak-katik tangan jahil.

Amankan benih-benih ini, dan sedapat mungkin mulai semaikan – untuk diperbanyak. Bila diantara Anda ada yang kesulitan menyemaikannya atau menyimpannya, kirimkan saja benihnya ke kami - Jl. Juanda 43, Depok - insyaAllah kami bersedia membantu menyimpannya ataupun menyediakan lahan untuk menyemaikannya.

Cara penggandaan Allah yang 700x700x dst tersebut di atas, pasti lebih efektif , lebih murah dan yang jelas lebih baik – dari cara apapun yang dibuat oleh teknologi manusia. Hanya ini memerlukan kepedulian dan amal nyata dari kita, karena bila tidak – sudah begitu nyata Dajjal akan menguasai gunung roti kita.  Masih ada waktu bagi kita untuk melawannya, dan insyaAllah kita bisa !

agribisnis indonesia, alfaafa, sejarah alfaafa, desain pertanian qurani, resolusi pertanian, resolusi peternakan, budidaya tanaman zaitun, budidaya tanaman kurma, membangun ketahanan pangan, kemakmuran umat memakmurkan petani kebun quran

Description: Bila Kekuasaan Air dan Pangan Bukan Milik Kita...
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Bila Kekuasaan Air dan Pangan Bukan Milik Kita...
Kami akan sangat berterima kasih apabila anda menyebar luaskan artikel Bila Kekuasaan Air dan Pangan Bukan Milik Kita... ini pada akun jejaring sosial anda, dengan URL : https://www.agribisnis-indonesia.com/2016/10/bila-kekuasaan-air-dan-pangan-bukan.html

Bookmark and Share

0 comments... Baca dulu, baru komentar

Post a Comment